Friday, 28 August 2020

Pini, Tikus yang Cerdik



Pino, dan Doko adalah tiga ekor yang tinggal di sebuah gudang.
Pono berbulu cokelat, Doko berbulu abu-abu. Sementara Pina berbulu putih.
"Aku bosan di gudang terus. Aku ingin berjalan-jalan keluar," kata Pina.
"Hati-hati, Pina. Jangan lama-lama," ujar Pono mengingatkan.
Pina mengangguk berjalan keluar. Cukup lama Pina bermain di luar. Setelah puas, ia kembali ke gudang.
Suatu malam,Pina mengajak Pono dan Doko mencari melon di kebun.
"Tapi, Pin, malam ini bulan purnama. Bagaimana kalau nanti kita terlihat oleh burung hantu?" Kata Pono mengingatkan.
"Huh, dasar penakut. Ya, sudah. Kalau begitu, aku mencari melon sendiri," sahut Pina sambil melangkah keluar.
"Tunggu, Pini, Kami ikut," seru Pono dan Doko sambil menyusul Pina. Mereka berjalan menyusuri tanah bersemak menuju kebun.
Setelah berjalan beberapa lama, ketiganya sampai di kebun melon.
Gmn, lezat sekali melon ini. Besar-besar lagi," ujar Pini.
"Ya. Aku sudah habis dua," tambah Doko.
Setelah merasa kenyang, mereka berjalan kembali ke gudang. Ketiganya tidak sadar, sejak tadi seekor burung hantu mengawasi mereka. Ketika Pink, Pono, dan Doko berjalan di bawahnya, burung hantu langsung menyerang mereka.
"Awas...! Burung hantu...!" Teriak Pini. "Cepat lari...!"
Ketiga tikus itu menerobos semak-semak yang lebat dan berlari sekencang-kencangnya. Sebentar saja mereka sudah sampai di gudang. 
Burung hantu kecewa karena gagal menangkap tikus buruanya.
"Hampir saja kita celaka. Kita harus mencari akal agar aman saat mencari makan di luar," kata Pina ketika mereka sudah berada di dalam gudang.
"Apa kamu tidak takut jika burung hantu itu menyerang lagi?" tanya Doko.
"Aku ada ide. Kita bisa mencari tempurung itu di samping gudang," Jawa Pono.
Keesokan harinya, mereka berhasil mendapatkan tempurung yang sudah terbelah dua.
"Kita harus membuat lubang kecil pada salah satu ujung tempurung ini," saran Pina.
"Untuk?" saran Doko.
"Untuk tempat kepala, agar kita bisa melihat jalan," jelas Pini.
Akhirnya, alat pelindung dari tempurung kelapa itu selesai dibuat. Pini, Pino, dan Doko masing-masing membuat satu.
"Nah, sekarang kita coba," kata Pini. Ia mengangkat tempurung itu dan masuk ke dalamnya. Kepalanya menyembul keluar melalui lubang kecil di ujung tempurung.
"Aha....! Kita berhasil!"  teriak Pini. Ia berjalan-jalan dengan tempurung kelapa menutupi tubuhnya. Pini terlihat seperti kura-kura.
"Sekarang, burung hantu tidak bisa melihatku," ujar Pini gembira.
Pono dan Diko tidak mau ketinggalan. Mereka pun mencoba tempurung kelapanya. Ketiganya puas dan senang dengan hasil pekerjaan mereka.
Malam harinya, Pini, Pono, dan Doko sepakat untuk keluar mencari makanan.
"Sekarang, ayo, kita pergi kekebun semangka," ajak Pini bersangat. Ketika keluar dari gudang, mereka tampak seperti barisan kura-kura. Saat itu, ternyata burung hantu sudah menunggu diluar gudang.
"Lo...? Kok, yang keluar kura-kura?"
Gumam burung hantu terheran-heran. Ia sama sekali tidak tahu bahwa yang di sangka kura-kura itu sebenarnya tikus.
Namun karena penasaran, burung hantu mengikuti Pini, Pono, dan Doko sampai kekebun semangka. Saat itu Pono keluar dari tempurung kelapa. Ketika melihat burung hantu, ia masuk lagi kedalam tempurungnya.
"Hati-hati, burung hantu ada di atas kita," bisik Pono memberi tahu teman-temannya.
"Jangan khawatir. Sekarang, kita aman karena sudah memakai tempurung kelapa," ujar Pini sambil tersenyum.
"Wah, aku tertipu...! Mereka menggunakan tempurung kelapa. Pantas saja mereka terlihat seperti kura-kura," gerutu burung hantu.
Kini, ia hanya bisa melihat Pini, Pono, dan Doko memakan semangka dari atas pohon. Ternyata, ia kalah pintar dari tikus-tikus buruanya.

No comments:

Post a Comment

SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN

Akibat Kebohongan Srigala

Seekor Serigala kelaparan berkeliaran mencari makanan. Waktu sudah menjelang sore namun ia belum menemukan makanan juga. Serigala itu terus ...